Secercah Harapan Yang Menjadi Kenyataan

 


Halo…

Bagaimana kabarmu dalam menjalankan hidup yang penuh dengan ketidakpastian?

Lelah bukan? Namun kadang kebahagiaan hidup itu memang harus diperjuangkan. Meski ada sebagian orang yang mendapatkannya secara cuma-cuma.

Kali ini, mari kuceritakan tentang aku yang sedang menikmati indahnya sebuah pencapaian dan keajaiban.

Yakinlah…bahwa setiap orang pasti punya mimpi. Jika ia tidak ingin menyebutnya sebagai mimpi, maka mari kita sebut sebagai sebuah harapan. Meski ada orang yang bilang, “Gua kalo hidup ya ngalir aja kayak air”. Namun di lubuk hati terdalam pastilah ada keinginan yang tak ingin atau tak perlu diketahui oleh banyak orang. Aku pun begitu. Ada kalanya sebuah mimpi yang “mungkin” tercapai, akan kubicarakan dengan teman-teman. Jikalau mimpi itu terlalu “sulit” untuk dijadikan kenyataan, setidaknya ada pikiran dan tulisan yang akan mengingatnya.

Pernah suatu hari, di bulan pertama tahun 2020, aku bermimpi untuk memiliki sebuah platform online yang bertemakan “Belajar Bahasa Inggris-Indonesia Dari Nol Dengan Konsep Yang Ceria dan Bersahabat”. Materi dan ide bukanlah hal yang habis pakai. Hal-hal tersebut bisa muncul kapan dan dimana saja. Tantangan terbesar dari membuat sebuah platform online ialah desain. Desain yang menawan akan datang dari tangan dan pikiran orang-orang yang berbakat di bidangnya. Sayangnya, dalam membangun platform impian ini, tantangan tersebut tidak bisa diatasi. Dengan berat hati, satu impian harus dihapuskan dari daftar dan doa. Rasa malu muncul setelah semangat yang pernah menggebu-gebu mulai hilang bak pelangi yang baru saja datang lalu pergi dalam satu kedipan.

Di kelilingi orang-orang baik, membuatku tidak pernah menyerah akan sebuah impian. Meski impian tersebut harus mengalami sedikit modifikasi agar tidak mengalami stagnansi yang terlalu lama. Akhirnya, pada bulan ketujuh tahun 2020, aku bisa membangun sebuah platform online yang kemudian dikenal dengan nama Penanti Rindu. Ya, platform yang biasa simpang siur di linimasa media sosial pribadiku, juga platform yang menjadi wadah berbagi ceritaku hari ini.

Perjalanan dalam membangun sebuah impian tidaklah mudah. Ada kalanya di mana platform ini harus mengalami kekosongan sebab pendidikan tetap menjadi prioritas. Kadang, desain juga masih menjadi problema yang sangat sulit untuk diatasi. Namun semangat dalam berbagi pengetahuan dan edukasi mampu membuatku segera menghidupkan kembali platform yang perlahan meredup.

Perasaan nyaman mulai muncul sebab terbiasa berbagi waktu pada Rindu. Hingga di awal tahun 2021, aku menemukan sebuah kesempatan yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan. Kesempatan tersebut membuka lowongan pekerjaan paruh waktu, yang tidak disebutkan apa dan bagaimana cara kerjanya. Satu yang pasti, kesempatan tersebut diberikan oleh salah satu institusi ternama di kotaku. Tidak perlu diragukan, apabila akan terjadi penipuan atau kerja rodi di sana. Sebab, aku juga pernah bertanya kepada salah satu pihaknya, “Kak nanti kerjanya ngapain aja ya?”. Kakak itu dengan senang hati menjawab, “Pastinya, bukan disuruh bikin kopi kok”. Jawaban yang sangat menarik, bukan?

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, pengumuman penerimaan pekerja paruh waktu itu tiba setelah melewati berbagai proses seleksi. Nama indahku menjadi satu-satunya nama yang lolos saat itu. Apa aku bahagia? Tentu saja. Namun kebahagiaan itu bertambah setelah gaji pertama. Bukan karena uangnya. Uang bisa dicari, tapi pencapaian mimpi akan sulit diraih. Pencapaian itu akhirnya membuatku berani untuk memasang label content creator di bio Instagram.

Hari demi hari, aku menyadari bahwa pekerjaan paruh waktu ini merupakan hadiah dari Tuhan untukku yang selalu berjuang. Mulai dari usahaku membangun Penanti Rindu yang akhirnya menjadi pertimbangan penilaian seleksi. Lalu usahaku bertahun-tahun yang lalu untuk mau meluangkan waktu soreku selama 4 tahun untuk belajar Bahasa Inggris.

Tempat di mana impianku tercapai merupakan sebuah institusi kursus Bahasa Inggris di kotaku. Institusi itu sudah sangat terkenal sejak dulu. Bahkan aku juga kursus di sana sejak masih di Sekolah Dasar. Institusi tersebut memberikan kesempatan bagi dia yang mau belajar dan mencari jajan tambahan namun memiliki prinsip untuk memprioritaskan pendidikan. Kesempatan yang sangat sempurna bagi mahasiswa perangkum artikel jurnal sepertiku. Kesempatan yang ditawarkan ialah menjadi content creator untuk media sosial mereka. Dengan pengalaman yang kupunya, tentu hal tersebut bukan masalah. Aku sempat mengkhawatirkan tentang desain. Namun, kekhawatiran itu dapat digantikan dengan senyuman sebab ada tim dengan spesifikasi tugas dalam pengerjaan konten-konten di sana. Aku hanya perlu mencari materi, yang kemudian akan direalisasikan oleh tim desain. Hal yang paling membahagiakan adalah ketika tim desain tersebut sangat mengerti seleraku dan bisa memvisualisasikan desain yang diinginkan lebih baik dari ekspetasi yang diberikan.

Oke, kalau mau bilang ini lebay silahkan. Namun, realita yang melampaui ekspetasi itu akan sangat memuaskan.

Hal membahagiakan lainnya ialah kesempatan baru terus muncul. Mulai dari kesempatan untuk menjadi tutor Bahasa Inggris di sana. Memang sebelumnya aku sudah pernah menjadi tutor Bahasa Inggris di tahun 2019. Namun siapa sangka, jika tawaran itu datang dari institusi ternama seperti ini. Hal ini benar-benar berada di luar dugaan. Meski sebelumnya aku juga pernah bermimpi bahwa platform online impian pertamaku dulu juga akan menjadi seperti institusi ini, yang akan memberikan edukasi secara langsung untuk masyarakat. Saat memikirkan tentang platform pertamaku dulu, yang pernah kusebut namanya dengan “Ini Bahasa Inggris (IBI)”, aku sangat ingin membuatnya menjadi sahabat anak-anak yang kurang mampu terutama dalam mendapatkan pendidikan berbahasa Inggris. Untuk saat ini, mungkin Tuhan tahu bahwa aku belum mampu untuk mengelola hal-hal semacam itu. Tuhan kemudian memberikan jalan agar aku bisa mencari pengalaman.

Aku tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru biasa di negara berkembang seperti negaraku saat ini tidak bisa membuatku hidup seperti impianku nantinya. Aku bahkan menyadari itu sejak masih di Sekolah Dasar. Sebab, ibuku adalah seorang guru. Namun, berbagi ilmu dan pengetahuan adalah hal yang menyenangkan. Terlebih di saat orang-orang mengerti apa yang sedang kamu bicarakan.

Kesempatan terbaru kembali muncul. Tepatnya dua minggu lalu, pihak institusi tersebut memberikan penawaran untuk perpanjangan kontrak. Di mana awalnya pekerjaan ini hanya akan berlangsung selama dua bulan. Namun, tawaran jangka panjang diberikan sebab aku melakukan pekerjaan yang sesuai dengan ekspetasi mereka. Tentu saja, impian bukan sekedar diperjuangkan, tetapi juga dipertahankan. Maka, hal-hal terbaik harus selalu diberikan.

Tidak pernah ada niat untuk menyombongkan diri atau pamer prestasi saat ini. Tulisan ini memiliki tujuan utama yaitu sebagai apresiasi diri sendiri dan tujuan kedua sebagai motivasi bagi siapa yang membacanya. Lagi pula, pencapaian ini bukanlah apa-apa dibanding pencapaian yang lebih besar bagi orang-orang di luar sana. Tapi, apakah kamu tahu apa itu mimpi yang menjadi kenyataan? Meski Tuhan memberikannya dengan sedikit perbedaan jawaban. Mungkin saja ini koreksi bagi impianku yang belum cukup matang. Tapi ya tetap saja, ini adalah kenyataan untuk sekarang.

Semoga sobat Rindu yang sudah membaca tulisan ini bisa mengerti bahwa “Nothing’s Impossible” itu benar adanya. Semua harapan yang ada hanya perlu usaha hingga waktu menjawabnya. Jika sebentar saja sudah menyerah, bagaimana kamu akan tahu apakah waktu menjawab harapan dan usahamu atau tidak?

Tapi semua hal juga kembali lagi pada kepercayaan, apakah kamu percaya mimpimu akan tercapai? Jika kamu saja ragu, bagaimana usahamu akan bagus? Lalu, masih beranikah berharap bahwa waktu akan menjawab usahamu yang setengah-setengah itu?

Jangan sampe pusing ya. Perbanyak minum air putih juga.

 

Terima kasih sudah datang dan membaca.

Jangan lupa bahagia!

Comments

  1. Terimakasi sudah memotivasi. Proud of u. U did it!

    Salam hangat dari salah satu penggemar penanti rindu

    ReplyDelete

Post a Comment