#3 Aku ingin melupakanmu

Apa benar manusia bisa digantikan dengan mudah? Aku selalu penasaran tentang seberapa besar nilai dan berharganya aku dimatamu. Setelah waktu-waktu yang kita habiskan bersama dan kamu bisa melirik perempuan lain dengan begitu cepat. 

Berpindah bukan hal yang susah untukmu. Aku salut. Dan aku salut tentang bagaimana kamu begitu tenang ketika aku mengucapkan selamat tinggal, sedang aku porak-poranda dengan perasaanku. Aku tersiksa untuk bertahan dan begitu lemah untuk pergi. 

Selalu saja aku yang memilih untuk pergi duluan...

Tapi selalu saja aku yang lebih menderita...

Hingga aku meminta pertolongan dari ahlinya.

Aku mengunjungi ahli jiwa untuk bertanya apa terjadi padaku. PTSD katanya. Aku memang tidak bisa dihadapkan dengan perpisahan, aku menyadari itu sejak lama. Dan itu menyedihkan...sebab semua yang datang pasti pergi. Semua yang dimulai pasti berakhir, sedang aku tak pernah bisa mengakhiri sesuatu dengan bijak. Aku selalu gegabah, aku selalu putus asa. 

Sekarang aku membenci fakta bahwa ada begitu banyak trigger yang membuatku harus selalu minum obat untuk sekedar merasa lebih baik. Aku membenci fakta bahwa aku menjalani pengobatan untuk sebuah rasa sakit yang tidak pernah aku minta. Aku membenci fakta bahwa sekarang kamu bisa baik-baik saja setelah datang membawa beribu bahagia kemudian pergi meninggalkan luka. Dan aku membenci fakta bahwa ini juga bukan sepenuhnya salahmu, tapi juga salahku, dan salah penyebab utama dari trauma ini ada. 

Mungkin juga bukan salahku, atau kamu, atau dia, atau siapapun mereka di masa lalu. Mungkin memang hanya kehadiran cinta di antara manusia itu yang salah, memberikan luka dan trauma. Aku penasaran kenapa perasaan manusia seringkali berubah? Aku penasaran kenapa cinta dan kasih bisa hilang begitu saja? Bahkan dua orang yang pernah menikah dan bercinta juga bisa berpisah. Aku penasaran kenapa Tuhan menciptakan manusia dengan kondisi yang seperti itu?

Jika aku bisa meminta sesuatu pada Tuhan saat ini, aku sangat ini melupakanmu dan meminta Tuhan hanya mengingatkanku padaku, pada masalahku, pada hidupku, dan pada hal-hal yang berkaitan denganku saja. 

Aku pun juga punya kehidupan dengan begitu banyak problema yang harus diselesaikan.

Dan kamu, aku sangat ingin melupakanmu...


— bersambung. 

Tunggu kelanjutannya di chapter #4. 

Comments