#1 Ayo berhenti disini

Aku menulis ini di jam 4 sore..

Hari ini mendung dan berangin, aku bisa melihat kain menari kesana kemari sebab angin menggoyangkannya. Aku duduk menghadap jendela, sembari mendengarkan lagu "If It Is You - Jung Seung Hwan".

Langit mendung dan tak berawan mengingatkanku padamu. Kamu yang sejak awal abu-abu. Aku pernah percaya bahwa langit tak selamanya mendung. Setelah hujan dan badai, pasti pelangi akan datang. Langit biru akan muncul dengan awan-awan cantiknya, begitu juga dengan sinar matahari yang cerah dan hangat. Tapi aku menunggu begitu lama. Dan aku lelah...

Kau tau bahwa aku tidak suka menunggu. Tapi aku menunggumu...

Aku tidak suka sesuatu yang tidak jelas, tapi aku berjalan menuju ketidakpastian bersamamu...

Sedang di fase apa kita saat ini? Bahkan kamu tidak peduli. Sedang aku memikirkanmu setiap hari. Hingga tiba, hari dimana aku memutuskan kita berpisah, aku sempat mengkhawatirkan dirimu. Tapi sepertinya tidak begitu...

Ternyata kamu bukan seseorang yang perlu untuk dikhawatirkan. Ternyata kamu bukan seseorang yang akan memikirkan perasaan orang lain. Selama itu tidak merugikanmu, maka kamu gapapa...

Aku senang dan terkejut bertemu seseorang sepertimu. 

Aku senang karena bisa menemukan karakter baru dari milyaran karakter manusia di bumi. Dan aku terkejut dengan sikapmu yang tak acuh. 

Aku tau, aku tidak pernah kuat dengan perpisahan. Tapi aku tetap memilih untuk pergi. Untuk apa bertahan pada sesuatu yang juga berujung sia-sia, bukan? 

Sepanjang jalan hubunganku dengan seseorang, aku hanya meminta untuk disayangi dan dihargai. Dan aku tidak merasakan keduanya begitu spesial darimu. Ayo berhenti disini...Kita cukup sampai disini.


— bersambung. 

Tunggu kelanjutannya di chapter #2. 

Comments